VOLVO
VOLVO
Masuk

You Are Enough

A personal journey of self-discovery and acceptance.

Inspirational Image

My Personal Story

Dalam perjalanan hidup ku, sering sekali aku merasa terjebak dalam perasaan tidak cukup terhadap diri sendiri. Apalagi pada saat aku menjalani ujian MID di semester pertama ku, ayah ku yang sangat ku cintai, belahan jiwaku pergi meninggalkan ku, hati ku sungguh dipenuhi dengan rasa sakit, hampa, kecewa dan aku pun mulai bertanya-tanya pada diriku sendiri. "Apakah aku telah melakukan hal-hal yang cukup untuk membuatnya bangga? Apakah aku cukup baik untuk membuat dia tenang pada saat kepergiannya?". Akupun mulai merasa tidak cukup melakukannya, aku menyalahkan diriku untuk semua hal. Sungguh itu adalah hal yang paling menyakitkan yang terjadi dihidupku rasanya seperti mimpi. Rasa kehilangan seorang ayah menjadi beban yang berat yang kualami dihari- hari yang kujalani, kepergiannya membuat ku merasa bahwa aku telah gagal menjadi anaknya. Apalagi karena aku tidak dapat pulang untuk melihatnya dan mengantarnya ke tempat peristirahatan terakhirnya. Semua hal itu membelenggu dipikiranku sangat mengganggu ku, rasanya kepala ku ingin pecah pada saat itu. Karna sungguh pikiran ku tidak dapat ku kuasai aku selalu menyalahkan diriku, aku tidak merasa cukup membanggakan dan menyenangkan ayahku. Namun, di tengah segala kesedihan, keterpurukan dan keraguan, ada sebuah kebenaran yang tidak bisa kuabaikan: "kamu sudah cukup". "Nilai dirimu tidak ditentukan oleh pengakuan orang lain, bahkan oleh ayahmu sendiri." Lalu aku juga membaca ayat alkitab:

Kejadian 1:31 "Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, dan sesungguhnya, sangat baiklah semuanya itu."
Sebenarnya masih banyak lagi kata-kata ataupun firman Tuhan yang kudengarkan pada saat itu, yang mengubah diriku dari keterpurukan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Aku menyadari, aku menerima dan mengikhlaskan semuanya. Aku cukup untuk ayahku.
Brené Brown, seorang penulis dan pembicara motivasi, mengajarkan aku untuk mengingat bahwa penerimaan diri adalah langkah pertama menuju penyembuhan. Tidak peduli seberapa dalam rasa sakit yang kamu rasakan, kamu memiliki keunikan dan kekuatan yang tak tergantikan. Dalam setiap detik hidupmu, kamu layak untuk dicintai dan dihargai—hanya karena siapa kamu, bukan karena apa yang telah kamu lakukan atau tidak lakukan.
Saat keraguan dan kesedihan muncul kembali, aku kemudian mengingat bahwa aku adalah harapan yang berharga. Meski ada kekosongan yang ditinggalkan, cinta dan juga kenangan tentang ayahku dapat menjadi pengingat bahwa aku telah berusaha sebaik mungkin dengan apa yang aku bisa dan miliki. Jadi sobat, terimalah dirimu, dengan segala luka dan impian. Biarkan dirimu merasakan rasa sakit itu, tetapi jangan biarkan itu mendefinisikan siapa kamu. Kamu adalah cukup, persis seperti dirimu sekarang. Kebangkitan akan datang! dan dengan itu, keindahan dari penerimaan dan cinta untuk diri sendiri. Kamu adalah harapan bukan kegagalan, kamu cukup dengan apa yang kamu miliki. Semoga sedikit perjalan hidup ku dapat menginspirasi teman-teman yang membaca><

Rosintan Sitinjak
Based on my life story

Inspirational Audio "Sleeping At Last"

Reflective Quotes

"In the midst of winter, I found there was, within me, an invincible summer."